Masjid Bersejarah di Jakarta
Masjid Assalafiyah, Tempat persemayaman Pangeran Jayakarta
Jakarta. Di bulan Ramadan, masjid biasanya lebih ramai dikunjungi umat. Selain menjadi tempat beribadah, masjid merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Di beberapa tempat, masjid juga merekam ekspresi seni dan budaya masyarakat setempat, sekaligus menjadi saksi sejarah atas sebuah peristiwa. Berikut beberapa masjid bersejarah di Jakarta.
Pangeran Jayawikarta atau lebih dikenal dengan nama Jayakarta membangun Masjid Assalafiyah pada tahun 1620 di Jatinegara Kaum, Jakarta Timur. Sebelumnya, masjid ini dikenal dengan sebutan Masjid Pangeran Jayakarta.
Dalam perkembangannya, masjid ini sering digunakan Pangeran Jayakarta dan tokoh masyarakat untuk menyusun strategi perjuangan melawan Pemerintah Hindia Belanda. Wilayahini menjadi basis pertahanan Pangeran Jayakarta dalam rangka meneruskan perjuangan ayahnya, Pangeran Sungerasa Jayawikarta dari Kesultanan Banten.
Masjid yang lokasinya berdekatan dengan Kali Sunter ini disangga oleh empat tiang pokok dan satu atap. Tahun 1700, masjid ini pernah dipugar oleh Pangeran Sugeri, putra Sultan Fatah dari Banten. Pemugaran kedua dilakukan pada tahun 1842 oleh Aria Tubagus Kosim. Pemugaran ketiga tahun 1969 oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dengan dibangunnya menara baru. Terakhir, melalui Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta, masjid ini dipugar pada tahun 1992.
Masjid ini sekaligus menjadi tempat persemayaman Pangeran Jayakarta yang meninggal pada tahun 1640. Masjid Assalafiyah dan makan Pangeran Jayakarta kerap diziarahi oleh para ulama besar, habib, pejabat pemerintah dan masyarakat dari luar Jakarta.
Sumber: Berbagai Sumber
Saat Buka Jangan Makan Buah yang Asam
Wajar jika kita sering merasa lemas saat puasa. Ini karena cadangan energi di tubuh hanya cukup untuk 10 jam. Karena itu, dianjurkan untuk mengonsumsi buah-buahan yang manis dan menghindari buah yang asam saat buka puasa.
"Pada saat buka puasa, jangan pilih buah yang asam. Ini akan mengiritasi lambung. Pilih buah yang segar dan manis agar kadar gula yang turun bisa naik kembali," ungkap Fiastuti.
Jika tidak ada buah-buahan segar, Anda boleh minum jus tapi harus jus buah asli bukan minuman rasa buah. Karena pada jus buah, terdapat serat yang bisa menggantikan kadar gula yang turun. Untuk memperoleh manfaat gula, pastikan mengonsumsi gula sesuai anjuran yang dibutuhkan.
"Walaupun dianjurkan mengonsumsi makanan atau minuman manis saat buka, tapi Anda perlu membatasi gula 5 sampai 10 persen dari total kalori sehari," jelasnya.
Oleh Fitri Syarifah
Dikutip dari: liputan6.com
Langganan:
Postingan (Atom)